Pelajaran dari Jepang, Perdana Menteri Memilih Mundur karena Merasa Gagal

(tangkapan layar) Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, saat konferensi pers pengunduran dirinya yang digelar Minggu (07/09/2025). Foto: Wahyu Suryana
(tangkapan layar) Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, saat konferensi pers pengunduran dirinya yang digelar Minggu (07/09/2025). Foto: Wahyu Suryana

Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengumumkan pengunduran diri pada Minggu (07/09/2025). Dalam konferensi pers, ia menyebut pentingnya mencapai kesepakatan tarif dengan AS sebagai salah satu faktor utama dalam keputusannya menyerahkan jabatan kepada bakal penerusnya.

Ishiba turut menyampaikan penyesalan mendalam karena gagal memenuhi harapan sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP). Ia menekankan, strategi pertumbuhan ekonomi pemerintahannya yang berfokus pada peningkatan upah telah mulai menunjukkan hasil.

Namun, ia tetap mengambil tanggung jawab atas kekalahan besar yang dialami LDP dalam pemilu Majelis Tinggi pada 20 Juli 2025 lalu. Ishiba menyuarakan harapan agar siapa pun penerusnya nanti dapat menjaga hubungan kuat dengan AS dan mitra utama lainnya.

“Saya telah memutuskan untuk mundur dan memberi jalan bagi generasi berikutnya,” kata Ishiba, dikutip Senin (08/09/2025).

Ia merasa, pengunduran diri ini diperlukan untuk mencegah terjadinya perpecahan besar dalam tubuh LDP. Sebelumnya, Ishiba memang diberitakan akan mengundurkan diri pada Minggu, sehari sebelum partai memutuskan apakah akan mengadakan pemilihan presiden.

Ishiba mengungkapkan, dirinya sebenarnya telah lama berniat bertanggung jawab atas kekalahan partainya pada pemilu musim panas lalu. Namun, ia memilih menuntaskan lebih dulu negosiasi tarif dengan Amerika Serikat, yang disebutnya sebagai kepentingan nasional.

“Sekarang negosiasi mengenai langkah-langkah tarif AS telah mencapai kesimpulan, saya yakin ini adalah saat yang tepat,” ujar Ishiba. (Antara/WS05)

Temukan kami di Google News.