Pakar hukum tata negara, Mahfud MD, mengungkap salah satu cerita di balik layar saat Partai Demokrat menggelar Konvensi Capres 2014. Saat itu, Demokrat yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan partai penguasa pemenang Pemilu Presiden (Pilpres) untuk dua periode, 2004 dan 2009.
Dari sekian banyak nama-nama besar yang masuk bursa capres kala itu, Mahfud MD dan Dahlan Iskan tergolong yang populer saat itu. Dalam konvensi yang digelar pertengahan 2013 itu, jika mereka ikut, maka keduanya harus bersaing, sekaligus dengan nama-nama populer lain yang nantinya akan dicalonkan Partai Demokrat pada Pilpres 2014.
“Ketika ada konvensi Partai Demokrat 2014, di situ Partai Demokrat mengundang orang-orang top yang masuk di survei. Ada saya, Pak Dahlan, Anies Baswedan, Dino Patti Djalal, Gita Wirjawan,” kata Mahfud yang kedatangan Dahlan Iskan dalam Ruang Sahabat di kanal YouTube Mahfud MD Official, Sabtu (12/04/2025).
Ketika itu, Mahfud dan Dahlan memang sudah bersahabat. Mahfud cukup sering berkunjung ke rumah Dahlan, sedangkan Dahlan cukup sering berkunjung ke kantor Mahfud. Ternyata, persahabatan mereka membuat Mahfud mendukung Dahlan dan menolak tawaran untuk ikut Konvensi Capres Partai Demokrat.
“Saya bersepakat dengan Pak Dahlan, saya tidak ikut, ini kalau saya sama Pak Dahlan ikut nanti pendukung pecah, terbagi, saya kontak Pak Dahlan, Pak Dahlan saja yang ikut saya tidak ikut, itu saya diundang resmi, hadir resmi tapi saya tidak ikut, saya bilang ke Mahftuh Basyuni, dan Pak Dahlan menang,” ujar Mahfud.
Cerita Mahfud dikonfirmasi langsung oleh Dahlan. Dahlan menceritakan, Mahfud menghubungi karena memutuskan tidak ikut konvensi karena khawatir membagi pendukung, dan memintanya tetap mengikuti konvensi. Bahkan, Dahlan mengaku sangat menyesal pesan singkat Mahfud itu terhapus dari ponselnya.
“Saya betul-betul, waktu itu WA beliau, jawaban beliau itu mestinya saya simpan, tapi suatu saat HP saya itu rusak, jadi saya ingin jawaban WA beliau itu kenang-kenangan saya seumur hidup, kira-kira beliau itu bilang begini, Pak Dahlan saya memutuskan tidak ikut konvensi Partai Demokrat, Pak Dahlan harus ikut,” kata Dahlan.
Saat itu, lanjut Dahlan, Mahfud menyampaikan harapan agar Dahlan dapat ke luar sebagai pemenang konvensi dan akhirnya dicalonkan Partai Demokrat di Pilpres 2014. Sedangkan, Mahfud sendiri mengaku akan memenangkan tempat sebagai capres dari partai lainnya, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Pada akhirnya, Dahlan memenangkan Konvensi Capres Partai Demokrat mengungguli nama-nama besar lain. Disusul Pramono Edhi Wibowo, Marzuki Alie, Gita Wirjawan, Anies Baswedan, Ali Masykur Musa, Hayono Isman, Irman Gusman, Sinyo Harry, Endiartono Sutarto, dan Dino Patti Djalal di posisi terakhir.
“PKB waktu itu semua orang mengatakan sudah hampir pasti Pak Mahfud, dan sinyal-sinyal sudah sangat kuat, pasti Pak Mahfud dicalonkan PKB, sehingga kalau dua-dua masuk konvensi, nanti salah satu gugur malah tidak baik, lebih baik nanti ketemu di final. Saya menangkan konvensi Partai Demokrat, Pak Mahfud menangkan pencalonan PKB, kita ketemu di final, siapapun yang menang tidak ada masalah,” ujar Dahlan.
Saat itu, Mahfud turut menyampaikan kritiknya terhadap panitia-panitia Konvensi Capres Partai Demokrat 2014 tentang ketidakjelasan nasib pemenang konvensi kalau partainya tidak berhasil memenangkan Pileg. Sebab, untuk bisa mengusung capres sendiri tanpa koalisi ada Presidential Threshold yang harus dicapai.
“Ini apa jaminannya bagi yang menang, apakah kalau misalnya Pak Dahlan menang atau Anies Baswedan menang, apakah tetap dicalonkan sebagai presiden atau wakil presiden, kan Anda harus koalisi, itu tidak diatur katanya, nanti saja, kalau begitu kurang fair. Waktu itu sama Taufiqurrahman Ruki, masih ada tuh, yang sudah wafat Soegeng Sarjadi dan Mahtuh Basyuni, yang menemui saya di kantor itu,” kata Mahfud.
Apa yang dikhawatirkan Mahfud ternyata terjadi. Walau sudah resmi diumumkan sebagai pemenang konvensi capres, Dahlan Iskan tidak jadi diusung karena Demokrat gagal memperoleh cukup suara untuk mengusung capres sendiri. Mendengar itu, sambil bercanda Dahlan berterima kasih kepada Mahfud.
“Oh terima kasih Pak, saya baru dengar ini,” ujar Dahlan. (*)